Perundungan di sekolah merupakan masalah yang sering terjadi di lingkungan pendidikan. Perundungan dapat terjadi dalam berbagai bentuk, mulai dari fisik, verbal, hingga cyberbullying. Perilaku perundungan ini dapat memberikan dampak negatif yang serius bagi korban, seperti menurunnya kepercayaan diri, depresi, bahkan menyebabkan trauma yang berkepanjangan.
Pengalaman menjadi korban perundungan di sekolah bisa sangat traumatis. Saya sendiri pernah mengalami perundungan di masa sekolah dan merasakan betapa menyakitkannya menjadi korban. Dalam kasus saya, perundungan terjadi dalam bentuk verbal dan psikologis. Seringkali saya diolok-olok dan dilecehkan oleh teman-teman sekelas, sehingga membuat saya merasa tidak berharga dan terisolasi.
Menanggulangi perundungan di sekolah membutuhkan peran serta semua pihak, baik guru, orang tua, maupun teman-teman sebaya. Guru perlu memberikan pemahaman kepada siswa tentang pentingnya menghormati perbedaan dan tidak melakukan perundungan. Orang tua juga perlu terlibat aktif dalam mendukung anak-anak mereka yang menjadi korban perundungan dan memberikan dukungan emosional.
Selain itu, teman-teman sebaya juga memiliki peran penting dalam mencegah dan mengatasi perundungan. Mereka bisa membela teman yang menjadi korban perundungan, memberikan dukungan moral, dan melaporkan perilaku perundungan yang terjadi kepada guru atau pihak sekolah.
Pendidikan tentang pentingnya menghormati perbedaan dan menjaga lingkungan sekolah yang aman dan nyaman perlu diperkuat dalam kurikulum pendidikan. Hal ini dapat membantu meningkatkan kesadaran siswa tentang dampak negatif dari perundungan dan mendorong mereka untuk berperilaku yang lebih baik.
Dengan upaya bersama dari semua pihak, diharapkan perundungan di sekolah dapat diminimalisir dan menciptakan lingkungan belajar yang lebih positif dan inklusif bagi semua siswa.
Referensi:
1. Sari, D. (2020). Perundungan di sekolah: tinjauan teori dan praktik pencegahan. Jurnal Pendidikan Karakter, 3(2), 150-165.
2. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2019). Modul Pendidikan Karakter: Membangun Karakter Melalui Pendidikan Anti Perundungan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.