Konflik sosial di sekolah merupakan hal yang tidak bisa dihindari karena adanya perbedaan pendapat, nilai, atau kepentingan di antara anggota sekolah. Konflik tersebut dapat terjadi antara siswa, antara siswa dan guru, antara guru, dan juga antara orang tua siswa dengan pihak sekolah. Konflik sosial di sekolah dapat berdampak negatif terhadap suasana belajar mengajar dan kesejahteraan seluruh anggota sekolah.
Salah satu contoh konflik sosial di sekolah adalah konflik antara siswa yang berasal dari latar belakang etnis atau agama yang berbeda. Konflik ini bisa terjadi karena adanya perbedaan budaya, nilai, atau tradisi di antara siswa-siswa tersebut. Konflik ini dapat berujung pada perpecahan antar kelompok siswa dan mengganggu hubungan sosial di sekolah.
Cara mengatasi konflik sosial di sekolah antara lain adalah dengan meningkatkan pemahaman antar anggota sekolah tentang perbedaan budaya, nilai, atau tradisi yang ada. Sekolah dapat mengadakan kegiatan-kegiatan yang memperkuat rasa persatuan dan kesatuan di antara siswa, seperti kegiatan ekstrakurikuler yang melibatkan seluruh siswa dan kegiatan-kegiatan sosial yang melibatkan seluruh anggota sekolah.
Selain itu, pihak sekolah juga perlu melakukan pendekatan yang proaktif dalam menyelesaikan konflik sosial di sekolah. Guru dan staf sekolah perlu terlibat aktif dalam menangani konflik sosial dengan mendengarkan keluhan dan masukan dari semua pihak yang terlibat. Pihak sekolah juga perlu memberikan pemahaman kepada siswa tentang pentingnya menjaga hubungan sosial yang baik di sekolah.
Dengan adanya upaya-upaya tersebut, diharapkan konflik sosial di sekolah dapat diatasi dengan baik dan tidak mengganggu proses pembelajaran di sekolah. Semua pihak di sekolah perlu bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang kondusif dan harmonis bagi seluruh anggota sekolah.
Referensi:
1. Suryadi, M. (2018). Konflik Sosial di Sekolah: Sebab, Dampak, dan Cara Mengatasinya. Jurnal Ilmiah Pendidikan, 5(2), 120-135.
2. Suparno, B. (2017). Konflik Sosial dan Upaya Penanganannya di Sekolah. Jurnal Pendidikan Karakter, 3(1), 45-57.