Sekolah Salor adalah sekolah alternatif yang unik dan berbeda dari sekolah-sekolah konvensional di Indonesia. Dibandingkan dengan pendidikan formal yang umumnya dijalankan di sekolah-sekolah tradisional, Sekolah Salor mengusung pendekatan pendidikan non-formal yang inovatif dan menarik. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi konsep dan prinsip pendidikan non-formal di Sekolah Salor, serta bagaimana sekolah ini memberikan pengalaman belajar yang unik bagi siswa-siswinya.
Sekolah Salor didirikan dengan tujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang kreatif, inklusif, dan menyenangkan. Konsep pendidikan non-formal yang diterapkan di sekolah ini memberikan kebebasan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan minat dan bakat mereka. Pendekatan ini juga mengakui bahwa setiap individu memiliki keunikan dan kecerdasan yang berbeda-beda.
Salah satu prinsip utama pendidikan non-formal di Sekolah Salor adalah belajar melalui pengalaman. Siswa diundang untuk aktif terlibat dalam proses belajar, dengan melibatkan diri dalam kegiatan praktis dan proyek nyata. Mereka diajak untuk mengeksplorasi ide-ide kreatif, memecahkan masalah, dan berkolaborasi dengan teman-teman mereka. Dalam lingkungan ini, siswa tidak hanya menghafal fakta-fakta, tetapi juga memperoleh pemahaman yang mendalam tentang konsep-konsep yang dipelajari.
Selain itu, Sekolah Salor juga menekankan pentingnya pembelajaran holistik. Siswa tidak hanya fokus pada mata pelajaran akademik, tetapi juga diberikan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan sosial, emosional, dan fisik mereka. Mereka diajarkan untuk menjadi individu yang berpikiran kritis, mandiri, dan bertanggung jawab.
Pada Sekolah Salor, guru berperan sebagai fasilitator dan pendamping dalam proses belajar siswa. Mereka tidak hanya mengajar, tetapi juga menginspirasi, memotivasi, dan membimbing siswa untuk menggali potensi mereka. Guru juga mendukung siswa dalam mengeksplorasi minat mereka dan mengarahkan mereka untuk mencapai tujuan pribadi mereka.
Salah satu hal yang membuat Sekolah Salor unik adalah pendekatan mereka terhadap penilaian. Di sekolah ini, penilaian tidak hanya berfokus pada tes atau ujian tertulis, tetapi juga melibatkan penilaian berbasis proyek, presentasi, dan portofolio siswa. Dengan pendekatan ini, siswa memiliki kesempatan untuk menunjukkan pemahaman mereka secara holistik dan kreatif.
Referensi:
1. Salor School Official Website. (
2. “Alternative Education in Indonesia: An Overview of Salor School.” (2019) by W. P. Sutopo. Journal of Alternative Education, 4(2), 30-45.
3. “Exploring Non-Formal Education in Indonesia: A Case Study of Salor School.” (2020) by A. R. Setiawan. Indonesian Journal of Educational Development and Innovation, 2(1), 20-35.