Kisah Berandal Sekolah: Pencitraan Atau Kenyataan?
Fenomena berandal sekolah atau yang sering disebut dengan istilah “geng sekolah” sudah bukan hal yang baru lagi di kalangan remaja Indonesia. Kisah-kisah tentang kelompok siswa yang melakukan tindakan kriminal, tawuran, atau bahkan pemaksaan terhadap teman sekelasnya seringkali menjadi headline di berbagai media massa. Namun, pertanyaan yang sering muncul adalah apakah kisah-kisah ini benar-benar mencerminkan realitas di dunia pendidikan, ataukah hanya merupakan pencitraan belaka?
Sebagian orang berpendapat bahwa kisah berandal sekolah hanyalah mitos belaka yang dibesar-besarkan oleh media. Mereka berargumen bahwa sebagian besar siswa di Indonesia sebenarnya adalah anak-anak yang baik-baik dan tidak terlibat dalam perilaku negatif. Namun, di sisi lain, ada juga pendapat yang menyatakan bahwa fenomena ini memang nyata adanya dan perlu ditangani secara serius oleh pihak sekolah dan masyarakat.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Suyanto dan Sari (2017), ditemukan bahwa terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab munculnya kelompok berandal sekolah di Indonesia. Salah satunya adalah kurangnya pengawasan dari pihak sekolah dan keluarga terhadap aktivitas siswa di luar jam belajar. Selain itu, faktor lingkungan juga turut berperan dalam membentuk perilaku anak-anak, seperti pergaulan dengan teman sebaya yang tidak sehat.
Meskipun demikian, bukan berarti bahwa semua kisah tentang berandal sekolah hanyalah pencitraan belaka. Beberapa kasus nyata telah terbukti terjadi di berbagai sekolah di Indonesia, seperti kasus perundungan (bullying), penggunaan narkoba, dan tawuran antar-geng. Oleh karena itu, penting bagi pihak sekolah, orang tua, dan masyarakat untuk bekerja sama dalam mencegah dan menangani masalah ini secara bersama-sama.
Dalam mengatasi fenomena berandal sekolah, pendekatan yang holistik dan terpadu perlu dilakukan. Pihak sekolah perlu meningkatkan pengawasan terhadap siswa dan memberikan pembinaan yang baik kepada mereka. Selain itu, diperlukan kerja sama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung perkembangan positif anak-anak.
Dengan demikian, kisah berandal sekolah bukanlah hanya sekedar pencitraan belaka, namun juga merupakan realitas yang perlu diperhatikan dan ditangani dengan serius. Semua pihak perlu bertanggung jawab untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang aman, nyaman, dan mendukung perkembangan positif anak-anak.
Referensi:
Suyanto & Sari. (2017). “Faktor-Faktor Penyebab Timbulnya Kelompok Berandal Sekolah di Indonesia”. Jurnal Pendidikan, 5(2), 123-136.